Monday, February 18, 2013

TV MEDIA MASSA YAHUDI


Sebuah pernyataan mengatakan bahwa “ Orang Indonesia lebih suka menonton TV daripada membaca “ barangkali ada benarnya. TV adalah salah satu media informasi yang paling digemari oleh masyarakat Indonesia , jadi tidak salah jika dikatakan siapa yang menguasai media informasi maka ia akan menguasai dunia , karena media informasi sanggup menjungkir balikkan fakta, menciptakan isu , memanipulasi berita , menciptakan “ image “ ( citra )  dan mempengaruhi psikologi masyarakat dengan tehnik propaganda (penayangan yang terus menerus) , ya . . media TV bahkan mampu menciptakan seseorang menjadi selebriti , TV  mampu mendramatisir kejadian untuk menciptakan opini-opini ditengah-tengah masyarakat  dan bisa mengendalikan  isu serta pemberitaan.
Media massa memiliki pengaruh besar atas apa yang kita lihat, mengontrol sesuatu yang tidak dan harus diketahui , kta dengar , kita  pikir ,  tentang ilmu pengetahuan, agama, bisnis, ekonomi , politik dan lainnya. 
Cita-cita Yahudi untuk menggenggam dunia nampaknya benar-benar dilakukan. Media massa, sebagai sarana efektif dalam menyampaikan pesan kepada khalayak, berhasil dimiliki Yahudi. Di jalur media massa ini, Yahudi berhasil menyebarkan informasi yang cenderung menguntungkan mereka, baik dari segi bisnis maupun politis. 
Tahun 1869, seorang rabi (pemuka agama) Yahudi Rashoron, dalam suatu khutbahnya di Braga menuturkan betapa pentingnya media massa, dia mengatakan “jika emas merupakan kekuatan pertama kita untuk mendominasi dunia, maka dunia jurnalistik / media informasi  merupakan kekuatan kedua bagi kita”. Sangat jelas terlihat Yahudi sangat ingin menguasai dunia dengan rencana di bidang publisistik, yang akan mempengaruhi kehidupan masyarakat dunia. 
Pada tahun 1897 di Basel , Swiss , diadakan konferensi pertama zionis  yang dipimpin oleh Theodor Herzl dimana  rencana-rencana bidang publisistik mereka tuangkan dalam rencana kerja pemimpin zionis nomor 12, yang biasa dikenal sebagai protocol kedua belas.
Isi protocol kedua belas adalah sebagai berikut :  “ Kita akan  menangani  pers ( media informasi ) dengan cara sebagai  berikut ;
1.   Kita  harus menunggangi  dan mengendalikannya  dengan ketat . kita juga harus melakukan  hal yang sama  dengan barang cetakan , karena kita perlu melepaskan diri kita dari serangan-serangan pers, kalau kita terbuka terhadap kecaman melalui pamplet dan buku-buku.
2.  Tak  boleh satupun pernyataan sampai ke masyarakat diluar pengawasan kita . kita telah mencapai hal itu pada saat ini sampai pada suatu tingkat dimana semua berita disalurkan melalui  pejabat-pejabat berita yang kita kendalikan dari seluruh bagian dunia.
3.  Literatur  dan jurnalisme  meupakan dua kekuatan pendidikan yang sangat penting , dan kerena itu pemerintah kita akan menjadi pemilik  sebahagian besar dari junal-jurnal yang ada. Kalau ada 10 (sepuluh) jurnal swasta , maka kita  harus memiliki 30 (tiga puluh) dan seterusnya. Hal ini tidak boleh sampai menimbulkan kecurigaan di masyarakat, karena alasannya semua jurnal yang kita terbitkan akan diluar kecenderungan  dan pendapat yang paling kontroversi , jadi kita membangun kepercayaan pada masyarakat dan menarik perhatian lawan-lawan kita yang tidak mencurigai kita , dan akan masuk perangkap kita  dan akan  membuat mereka tidak berbahaya.”
( ‘Protokol yang kedua belas’)

Saat ini mayoritas  perusahaan media massa di dunia dimiliki  dan dikendalikan oleh Yahudi , tak tanggung-tanggung , mereka menguasai 96 %  dan uniknya penguasaan itu hanya dilakukan oleh enam media saja yaitu : CNN , Fox News , Washington Pos , CBS , ABC  dan NBC .
Peran media massa begitu kuat membentuk opini masyarakat Amerika dan Eropah , sehingga tak heran jika  dikatakan media  massa  adalah  kekuatan terbesar  saat ini, seperti  kasus perang Irak , peristiwa 9/11 , propaganda Holocaust  dan lain-lain. Media  massa  adalah senjata tercanggih  saat ini karena  ia dapat  dengan  mudah  menghancurkan  musuh tanpa peperangan yang berarti karena  dengan kekuatan media massa mereka  mudah  mengadu domba  dan menghasut musuh-musuh agar saling curiga  dan saling serang diantara mereka.

Bisnis media di Indonesia , tak bisa dipungkiri juga sudah dimasuki pebisnis Yahudi , Anteve ( AnTv ) yang dibeli oleh group Bakrie , 20% sahamnya adalah milik Star TV Hongkong , dan Star TV Hongkong ini adalah milik raja media  Rupert Murdock , yahudi Australia  yang merupakan operator media massa keluarga Rothschild  bersama beberapa figure misteri lainnya  dengan menggunakan tangan-tangan pengusaha  lokal , sudah menguasai mayoritas media massa nasional .  Rupert Murdock yang dikenal sebagai simpatisan  Republikan  yang menggelar acara pengumpulan dana kampanya Hillary Clinton,   Senator dari partai Demokrat.  Hillary Clinton bahkan telah datang ke acara ‘ dahsyat ‘ . . . dimana isteri boss MNC Harry Tanoesoedibjo dan isteri Liliana Tanoesoedibjo adalah fans beratnya Hillary Clinton .

Hari ini untuk mencari berita yang tidak bias menjadi semakin sulit , hal hal yang kita lihat di televisi kebanyakannya hanyalah hal-hal yang bersifat kebahagian ilusi , uang , hura-hura , pamer aurat , lelucon , sendau gurau, perselingkuhan , gaul bebas , figur-figur bencong (kebanci-bancian), peristiwa-peristiwa tindak kekerasan, perkelahian masal dan lain-lain “ kebaikan” yang tengah dipromosikan oleh sekelompok orang-orang yahudi bersama dengan kaki tangan mereka dari belakang layar,  mereka ingin menghancurkan semua  tata nilai kehidupan social dan budaya yang bersumber dari kesucian Agama , dan diatas puing-puingnya mereka membangun tata nilai baru dimana mereka menjadi penguasanya.
Wallahu’alam  

No comments:

Post a Comment