Friday, April 15, 2011

Episode I : The Questions

Salam,

Tuhan, manusia, dan alam semesta, sombong sekali ya manusia menganggap dirinya paling berkuasa di dunia, paling pintar, paling mempunyai budaya, paling paling dan paling semuanya. Manusia mengakui adanya Tuhan yang menciptakannya, yang menciptakan alam semesta beserta isinya, yang harus disembah oleh makhluk ciptaannya, tetapi manusia dengan sombongnya mengatakan Tuhan itu hanya menciptakan kita (makhluk berakal yang kebetulan tinggal di planet Bumi), dan mengatakan planet Bumi-lah planet satu-satunya di alam semesta yang dapat ditinggali dan yang mempunyai peradaban.

Apakah manusia benar-benar tahu seluruh isi alam semesta itu seperti apa? Apakah ada manusia yang pernah menjelajah alam semesta ini sampai ke ujungnya? Apakah manusia ini tidak tahu Tuhan itu sehebat apa dan mampu menciptakan apa saja yang dikehendakinya? Dengan mudahnya manusia menjawab, semua itu ada dalam kitab suci, padahal yang mengatakannya itu mungkin tidak memahami kitab suci atau mungkin sama sekali tidak pernah membaca kitab suci.

Jadi bagaimana mungkin manusia bisa menjawab kita ini hanya satu-satunya, sendirian di alam semesta ini. Lantas buat apa Tuhan menciptakan alam semesta yang maha luas yang terdiri dari triliunan planet yang manusia belum mampu mencapainya. Dan telah diperlihatkan tanda-tandanya di dunia ini bahwa manusia-manusia pada awal zaman mempunyai peradaban yang jauh lebih maju dari zaman sekarang. Lagi-lagi manusia tidak percaya bahwa ada hal seperti itu, padahal Tuhan Maha Kuasa atas segala sesuatunya, Tuhan dapat menciptakan segala sesuatu dengan kehendaknya.

Apa akal manusia hanya sampai disini saja? Apa tidak ada keinginan untuk mengetahui apa sebenarnya alam semesta ini? Siapa saja penghuninya? Mengapa manusia tidak percaya pada tanda-tanda yang telah diperlihatkan? Mengapa manusia-manusia skeptis selalu membantah kebenaran dan menganggap dirinya yang paling benar dengan argumen-argumen yang tidak berdasar? Sedangkal inikah akal manusia? Manusia itu diciptakan untuk mampu mencapai penjuru langit dengan kekuatannya. Dan pada saatnya maka akan diketemukan manusia bumi dan manusia di langit sana, di atas bumi, di alam semesta. Insya Allah.

No comments:

Post a Comment